Postingan

Pernahkah kamu berpikir andaikan dunia yang kita tempati sekarang ternyata hanya satu dari sekian banyak bagian? Hanya secarik kertas tugas sejarahmu sedangkan dunia ini adalah buku? Hanya huruf A diantara dua puluh lima huruf lainnya? Bila pernah apa bayanganmu tentang itu? Apakah dimensi mengenai makhluk makhluk lain yang mungkin saat ini belum terungkap? Atau apakah seperti dunia canggih yang pernah kita saksikan di layar lebar?  Oh atau apakah kamu pernah berpikir kalau keberadaan kita sama teka tekinya bagi makhluk lain? Kalau di luar sana, di bagian yang berbeda, lembaran yang ke sekian, bahwa mereka berdebat tentang keberadaan kita? Peradaban apa yang kita tinggali saat ini? Apakah kita jauh lebih canggih dari mereka? Atau kita lebih tertinggal dari mereka? Atau kita dan mereka memang berbeda? Oh, yang paling sederhana. Apakah menurutmu mereka ada? Aku tidak pernah berkata tidak, iya, atau mungkin. Aku hanya akan berkata belum atau sudah. Dalam pandanganku a...

Vlog Jalan jalan ke Kota Tua

Kepada siapapun yang membaca tersayang, Berikut saya lampirkan link vlog jalan jalan ke kota tu yang cukup agak menyenangkan namun mengedukasi dan menambah penglaman bersama angkatan saya yang saya cintai. Terima kasih atas razia tas pagi pagi, keterlambatan bus tayoku sayang, dan pengalaman menarik lainnya. semoga ke depannya makin makin ya mwahhhhhhhh berikut adalah link vlog saya yuhuuuu https://drive.google.com/file/d/12NE0lWIenLBz18MHyzHITyAPwX_ftwmV/view?usp=sharing

Diam

Aku diam;  Aku juga bingung kenapa aku diam. Kalau tertawa? Salah. Aku tidak ingin tertawa karena untuk kusipitkan mataku saja sulit. Dalam kaca mataku, semua orang sedang tertawa dan aku bertanya pada hati. Siapa yang sedang mereka tertawakan? Dia? Mereka? Atau aku? Kalau menangis? Salah. Menangis itu perih sekali serius aku tidak bohong. Aku jujur kok. Seperti diperas paksa mengeluarkan setetes cairan walau sudah kering. Entah hati atau mata. Semuanya benar benar buram, abu abu dan tak tergambar di otakku. Aku seperti buta, gadis murung tanpa tongkat yang berusaha menerka kemana ujung ceritanya. Bukan seperti, bahkan aku memang gadis itu. Dan kuputuskan saja untuk tertawa seusai menangis. Apalagi setelah aku tau yang ditertawakan benar benar aku.

Kawan

Halo kawan, Kita bertemu tiap hari, iya. Aku disuapi cuapanmu perihal kamu yang beginilah, kamu yang begitulah. Dari bungkus ketupat sampai bungkusan keluarga kamu ceritakan. Tapi kamu tahu? Kamu hanya menuntut. Tanpa mau memenuhi apa yang aku butuhkan. Serius, aku ga meminta kamu seperti apa yang aku lakukan. Tapi seenggaknya coba deh… coba deh dengarkan aku sebaik yang kamu mampu. Coba deh berhenti memangkas ceritaku seakan itu hanya soal roti keju yang jadi idamanmu seminggu terakhir ini, seakan itu hanya pasanganmu yang mengantar jemputmu tiap hari, seakan itu hanya tirai jatuh karena adikmu tarik kemarin sore. Mungkin, mungkin di matamu masalahku hanya sesederhana itu. Tapi tidak untuku. Ini mengakar, menusuk tembus luar dalam, mengoyak habis semua pikiran, merenggut paksa tawa dan senyuman, menyuntikan luka dan derita yang tak kunjung sirna. Serius aku ini masih manusia, bahkan aku bukan mama dedeh tempat berkeluh kesah kamu melulu yang aku juga yakin mama dedeh pun in...

Cerita Mahoni soal Sumpah Pemuda

Memang, perihal mempertahankan bukanlah mudah. Apalagi mempertahankan sebuah jiwa, karakter, jati diri yang notabenenya pasti berubah dimakan waktu. Semua itu hanya soal kemana kita akan berubah. Baikkah? Burukkah? Namun sebuah pohon mahoni bertajuk lebat mengerti keburukan bukanlah hal yang diharapkan pemuda pemuda yang menanamnya tepat seratus tahun yang lalu. Kulit luarnya yang berwarna cokelat kehitaman, beralur dangkal seperti sisik kini telah berubah menjadi cokelat tua, beralur, dan mengelupas seiring berjalannya waktu. Ia masih ingat bagaimana dulu, seorang pemuda tersenyum membelai daunnya lembut, mengharapkan pertumbuhannya dapat membantu kemajuan negara pemuda itu. Mahoni tak tahu siapa nama pemuda yang menanamnya, seandainya berbicara bahasa tumbuhan dan manusia sama, pasti sudah ia tanyakan dari kali pertama bertemu. Ia ingin sekedar berucap terimakasih atau sekedar tersenyum pada pemuda tersebut. Namun sayang hal seperti itu mustahil adanya. “Hai Mahoni,” Mah...

Different

What the most sucks things in this world?  Well, i don’t know. Maybe it because someone have to end they relationship, or your parent divorce, or you got intimidation in school and can’t do nothing, or you have everything but you lost one thing? For me it because a different reason. People keep saying ‘different is beautiful’ 'world need a different color’ 'there’s no love without different’. Just keep saying diferent is cool it’s up to you. But can you imagine how many people in this world have to end their relationship because different? It because religion, etnis, or etc? This is suck when you love someone but you know what’s the end of your story. When all you have to imagine at the end of the night just one thing. How you break with them. You love him, but you can’t. You are different he is different we’re all different but why we can just blend and didn't care about nothing? But you can ask yourself. Can it happened?